Makna Pendidikan Karakter

Pengertian Makna Pendidikan Karakter
Pengertian Makna Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
 Pengertian Makna Pendidikan Karakter Sekolah
Dalam pengertian makna pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
 Pengertian Makna Pendidikan Karakter dan Penyesuaian Upaya Peningkatan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.
 Pengertian makna pendidikan karakter atau konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. Semoga anda sedikit mendapatkan gambaran tentang pengertian makna pendidikan karakter.

Kebudayaan Daerah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang berakal,dengan adanya akalnya itu ia menghasilkan berbagai alat dan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan ,budaya merupakan sebuah hasil ciptaan manusia melalui perasaan(rasa),kemauan (karsa) dan hasil (karya). kebudayaan merupakan upaya manusia dalam mengelolah atau memanfaatkan alam agar ia dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya,
Namun semakin kesini kebuyaan itu sendiri mengalami kesulitan untuk di pertahankan karna factor pengaruh dari gelobalisasi (modern),dan budaya asing masuk ke Indonesia, cara hidup masyarakat yang semakin berubah, terutama bagian masyarakat daerah perkotaan yang lebih cendrung gaya hidup individual,
Dan dampak  gaya hidup seperti ini juga tidak biasa dihinarkan dari tahun ketahun semakin terasa ke kalangan masyarakat daerah pedesaan, sehigga untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan di daerah itu sendiri mengalami kesulitan,meskipun dalam bentuk turun temurun dari pewaris nenek moyang mereka, dari sini pemekalah akan membahas tentang pengertian kebudayan  dan factor pendorong dan penghambat kebudayaan.








1.2.       RUMUSAN MASALAH

Makalah ini merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1.      Apa pengertian kebudayaan?
2.      Apa ciri-ciri kebudayaan?
3.      Apa saja jenis – jenis keubudayaan?
4.      Apa kebudayaan kota bumiayu daerah dukuhturi?
5.      Apa faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan?



















BAB II

PEMBAHASAN


A.   Pengertian kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.dalam bahasa inggis,kebudayaan sisebut culture,yang berasal dari kata latin Colere,yaitu mengelolah atau mengerjakan.bisa di artikan juga sebagai mengelolah tanah atau bertani.kata culture juga kadang di terjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

 Kebudayaan adalah bidang yang sudah lama diteliti oleh para ahli kemudian sudah banyak definisi diberikan akan kebudayaan, seperti:
‘Kebudayaan adalah cara hidup manusia yang diturunkan dari satu generasi kepada yang berikutnya, melalui pengetahuan (baik bahasa maupun media simbolik lain) dan pengalaman yang berada dalam masyarakat[1]
‘Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan




yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.’[2]
‘Kebudayaan adalah jumlah pola-pola perilaku berbeda yang berdasarkan pola-pola kepercayaan berbeda, yang kemudian berdasarkan pola-pola nilai yang dituangkan dalam masyarakat’[3]
Dari berbagai definisi diatas tersebut dapat di peroleh pengertian mengenai kebudayaan,Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempegaruhi tingkat pengetahuan  dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,sehingga dalam kehidupan manusia sehari-hari,

Kebudayaan itu bersifat abstrak.sedangkan dari perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,berupa prilaku dan benda social, religi,seni, dan lain-lain yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.




  
B.        Ciri – ciri kebudayaan
          Ciri –ciri kebudayaan adalah sebagai berikut:            
1.      Diciptakan oleh manusia melalui perasaan (rasa),kemauan (karsa) dan hasil (karya) .
2.      Dibutuhkan oleh manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan
3.      Diperoleh manusia melalui belajar
4.      Diwariskan dari generasi ke generasi secara non-genetis
5.      Dimiliki dan di akui oleh masyarakat
6.      Dinamis (berubah-rubah).
7.      Dapat berupa gagasan(ide), tindakan (prilaku) dan hasil karya yang berbentuk material (kebendaan)

C.        Jenis- jenis kebudayaan

Jenis – jenis kebudayaan adalah sebagai berikut:

1.      Mentifect : kebudayaan yang bersifat abstrak atau tidak Nampak yaitu berupa aspek mental yang melandasi prilaku dan hasil kebendaan manusia,termasuk di dalamnya ide,gagasan pemikiran, kepercayaan ,idiologi, sikap dan pandangan-pandangan manusia
2.      Sosiofact  : kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti sistem nilai,sistem moral,sistem norma dan adat istiadat




3.      Artifact  : kebudayaan material atau kebendaan seperti rumah, pakaian, perkakas rumah tangga, peralatan kerja dan sebagainya.

D.       Kebudayaan daerah

Kebudayaan daerah  diartikan  sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah tersebut. kebudayaan di daerah  di Indonesia sangatlah beragam.

 Menurut koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa,suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan masyarakat. keragaman budaya daerah bergantung pada factor geografis,semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain.jika kita melihat dari ujung pulau sumatera sampai kepulau irian tercatat sekitar 300 suku bangsa, dengan bahasa,adat istiadat,dan agama yang berbeda

 Perbedaan- perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan,terutama dengan yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang di hasilakan  untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities),misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain- lain.








Pulau yang terdiri dari daerah pegunungan dan daerah daratan rendah yang di pisahkan oleh laut dan selat,akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada pada wilayah tersebut,akhirnya mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yng khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat.

 Dari beberapa kegiatan ekonomi kebudayaan daerah, dari sini menurut pengamatan yang saya lakukan di daerah tempat tinggal saya,tempatnya di kota bumiayu daerah dukuhturi bagian barat, mayoritas kebudayaannya perdagangan/berdagang yang dimana dilakukan hampir semua dari kalangan penduduk/masyarakatnya, sumber penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup. dan ada pula yang bertani daerah persawahan namun nampaknya untuk petani sawah semakin kesini semakin hilang dalam penerpan gotong royong

Kebersasamaan, misalkan di lihat dari pengelolaan dan sistem tandur padi dulu masih mengunakan alat sederhana pacul,dan tenaga kerbau sekarang sudah mengunakan traktor tidak mengunakan bantuan dari orang banyak,sekarang cukup satu atau dua orang cukup, dan cara penamamannya juga sekarang sistem memperkerjakan dengan gaji perhari cukup memperkerjakan 3-4 orang, tidak ada lagi sistem saling bantu membatu bergantian, dari sini lah kita lihat unsur dari sikap hidup bergotong royongnya hilang  tergesernya oleh perubahan jaman pengaruh budaya luar seperti sikap modern dan individual.

Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam

bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
E.   Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a.   Mendorong perubahan kebudayaan
þ  Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).
þ  Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
þ  Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b.       Menghambat perubahan kebudayaan
þ  Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah   
      seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
þ  Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tua yang kolot











.

v  Ada juga  faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :

1.      Faktor intern
·     Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
·    Konflik social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
·    Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.






·    Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.  

2.      Faktor ekstern

·    Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
·    Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
·    Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Dari beberapa factor tersebut diatas dapat kita lihat semua yang terjadi baik dan buruk semuanya tergantung bagaimana kita memandang dan menjalankannya  .
BAB III
PENUTUP


1.3.       KESIMPULAN
Semua perubahan yang terjadi banyak berakibat dari kebudayaan yang datang silih berganti dari setiap Negara yang menghampiri Indonesia dengan berbagai alasan seperti hanya ingin berdagang, berlibur, atau hanya sebagai transit saja. Adanya peran pemerintah untuk membatasi atau menyaring budaya yang masuk selain itu peran pendidikan yang memupuk rasa nationalisme dan menjaga culture bangsa yang telah turun menurun. Selain itu peran keluarga yang membentuk suatu karakter anak agar tetap mempunyai nilai-nilai norma budaya yang masih kental walaupun sudah banyak dipengaruhi oleh budaya luar yang bertolak belakang dengan budaya ke Timuran. Semua kembali pada kesadaran individu serta lingkungan sekitarnya.
1.4.    SARAN -SARAN
kepada Pemerintah diadakannya kesenian-kesenian daerah seperti tari sebagai pelajaran wajib disekolah selain itu diadakan lomba music pop atau R&B bercampur musik traditionalnya. Sehingga dapat memicu kreatifitas anak dalam berkarya selain itu memupuk kecintaan anak terhadap Negara dan bangsanya yang kaya akan  budayanya.  Sehingga para remaja atau anak muda tidak merasa kuno atau aneh mendengar musik traditional justru semakin kaya lagi dengan bercampur musik traditional. Ditanamkan pada anak untuk mencintai product dalam negeri serta membuat suatu karya hasil tangan yang diproduksi dari bahan alami yang ada di Indonesia. Banyak membuat acara lomba-lomba designer kebaya modern sehingga remaja tidak lagi terkesan kuno akan dengan pakaian khas bangsanya sendiri.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Dinamika Masyarakat Indonesia, PT Genesindo, Bandung, 2004, p.124











[2] Dinamika Masyarakat Indonesia, PT Genesindo, Bandung, 2004, p. 124

kode etik profesi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
      Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Meskipun sudah ada aturan yang mengatur tentang kode etik profesi, namun seperti kita lihat saat ini masih sangat banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Oleh karena itu, penulis akan membahas pengertian dari kode etik profesi dan sanksi atas pelanggaran kode etik profesi.

1.2.      Rumusan Masalah
      Makalah ini merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa pengertian etika, profesi, dan kode etik profesi?
2.      Bagaimana penerapan kode etik profesi dalam suatu bidang pekerjaan?
3.      Apa fungsi dan tujuan dari kode etik profesi?
4.      Bagaimana pelanggaran kode etik, penyebab pelanggaran, dan sanksinya?

1.3.      Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada materi kuliah Etika Profesi. Pembahasan lebih dikhususkan pada penerapan dan pelanggaran kode etik profesi.

1.4.            Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan tugas ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi di Bina Sarana Informatika. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah:
1.      Mengembangkan kreativitas dan wawasan penulis.
2.      Memberikan uraian tentang penerapan dan pelanggaran kode etik profesi secara lebih terperinci.




1
 
 

1.5.            Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan tugas ini, penulis menggunakan Metode Browsing Internet, yaitu metode yang dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam tugas ini di internet.

1.6.            Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui isi makalah ini, berikut ini akan dijabarkan sistematika penulisan makalah ini, yaitu :
BAB I   PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, ruang lingkup, maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab utama makalah yang berisi tentang penerapan kode etik yaitu meliputi pengertian etika, profesi, dan kode etik. Selain itu berisi fungsi kode etik, tujuan kode etik, serta pelanggaran kode etik.
BAB III PENUTUP
Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Penerapan Kode Etik
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika merupakan ilmu atau konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar dan buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari kontrol diri karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Istilah profesi dapat diartikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Kode etik adalah suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Salah satu contoh tertua adalah “Sumpah Hipokrates” yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari ”Bapak Ilmu Kedokteran”.
Contoh penerapan kode etik pada bidang profesi guru :
“Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang Pancasila”. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah “berbakti membimbing” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan Pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.

2.2.      Fungsi dan Tujuan Kode Etik
3
 
Pada dasarnya, kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik, yaitu melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah, mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi, serta melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Tujuan kode etik profesi di antaranya adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para anggota profesi, meningkatkan mutu profesi, meningkatkan mutu organisasi profesi, meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat, serta menentukan standar bakunya sendiri.

2.3.      Pelanggaran Kode Etik
Pelanggaran kode etik adalah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota kelompok profesi dari kode etik profesi di mata masyarakat.
Beberapa penyebab pelanggaran kode etik profesi adalah :
1.      Idealisme dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional sehingga harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan.
2.      Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan tulisan berbingkai.
3.      Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
4.      Memberi peluang kepada profesional untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.
Sanksi pelanggaran kode etik yaitu sanksi moral dan sanksi dikeluarkan dari organisasi. Kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi khusus. Seringkali, kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika teman sejawat melanggar kode etik. Namun, dalam praktek sehari-hari kontrol ini tidak berjalan mulus karena rasa solidaritas dalam anggota-anggota profesi. Seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran.

BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
            Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.
            Kode etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan pengembangan profesi. Dengan telah adanya kode etik profesi, masih banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan profesi.

3.2.      Saran
Agar setiap profesi tidak menyimpang dari kode etiknya, maka usaha yang dapat di lakukan adalah:
1.      Setiap pelaksana profesi sebaiknya memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi serta tujuannya.
2.      Setiap pelaksana profesi sebaiknya mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang dijalani.


5
 

DAFTAR PUSTAKA

http://ade-suhenra.blogspot.com/2009/05/tugas-makalah-kode-etik.html diakses di Savanet, tanggal 14 Oktober 2009, pukul 14.23.
http://e3l.blogspot.com/2009/05/makalah-kode-etik-profesi.html  diakses di Savanet, tanggal 14 Oktober 2009, pukul 14.47.
http://noenank.wordpress.com diakses di Savanet, tanggal 14 Oktober 2009, pukul 14.39.
6
 

;;